Renungan Malam | Arti kehidupan

Renungan malam- Tanpa terasa usia kita terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Semakin bertambahnya usia kita, semakin bertambah pula jatah kita mengecap manis dan pahit getirnya kehidupan yang fana ini. Tidak sedikit pekerjaan yang telah kita lakukan, namun apakah banyak pekerjaan yang baik atau malah sebaliknya, tentunya kita lebih paham ketimbang orang lain.

Renungan malam


Di zaman ini, usia seorang manusia paling banyak 80 tahun, itu pun sudah terbilang tua. Rata-rata 65 tahun. Dengan jatah hidup yang begitu singkat, seharusnya kita semakin sadar akan pentingnya kehidupan. Setiap nafas yang terhembus, tak kan pernah bisa kita ulangi lagi. Namun kenyataannya hari ini, berapa banyak dari kita yang sadar akan hal ini. Malah kebanyakan dari kita sibuk mengais rezeki tanpa henti, mengejar pangkat dan jabatan yang tak kan pernah sampai pada puncaknya, atau bahkan melemparkan diri dalam kebinasaan dengan terus bersenang-senang dengan gemerlapnya dunia. Sehingga pada akhirnya, kematian datang memutuskan segala harapan dan asa. Saat itu kita baru sadar dan terkejut, ternyata kematian itu begitu dekat dan mengerikan.  Ya, ia mengerikan bagi mereka yang belum siap dan penakut. Sedangkan bagi mereka yang telah mempersiapkan bekal dan harapan, hanya kebahagiaan yang mereka rasakan. Malah mereka rindu kepadanya, karena kematian itu lah syarat mendapatkan kebahagian yang sesungguhnya dan bertemu tuhan.

Memang, untuk mempersiapkan segala sesuatu demi keabadian itu sulit. Namun sesulit apapun itu pasti ada caranya andai kita mau berusaha meraihnya. Dalam bekerja sekali pun kita dituntut untuk mengeluarkan keringat demi imbalan yang tak seberapa. Apalagi ini imbalannya kebahagiaan yang tak pernah sirna dan muksa. Bagaimana tidak itu harus diusahakan dengan susah payah dan menderita ?
Jika ini bisa diusahakan dengan mudah dan gampang, untuk apa juga diciptakan surga dan neraka ?
Ini lah gunanya pilihan dan imbalan. Surga imbalan bagi mereka yang mampu menempuh segala cobaan dan rintangan, sedangkan neraka adalah pilihan bagi meraka yang gagal dan enggan menempuh sedikit jalan yang berduri.

Akhirnya, kita selalu punya alasan atas segala pekerjaan dan tingkah laku kita. Tapi kita tetap harus ingat, kita ini hanyalah pemain sandiwara dari panggung yang bernama dunia, dan kita ini adalah budak yang tak memiliki sedikit pun kekuasaan atas diri kita sendiri. Tipisnya kulit perut adalah bukti nyata kelemahan kita dalam menjaganya jika tertusuk duri.

Marilah luangkan waktu sejenak, rehat sebentar. Renungkan lah arti sebuah kehidupan bagi anda, renungkan lah arti cinta dan keluarga bagi anda. . . Dimana anda akan berlabuh, itu pilihan anda. Orang lain hanya mampu memberi gambaran dan nasehat, tidak lebih.

Itulah renungan malam ini, entah kenapa tiba-tiba saya tertarik menulis beberapa paragraf singkat ini. Jika ini bermanfaat bagi anda, saya sangat berterimakasih anda mau membagikannya dengan orang lain.

1 Response to "Renungan Malam | Arti kehidupan"